Senin, 08 Juni 2009

Disiplin Yang Diselipin

Ambil contoh dekatnya saja, waktu gw mo naik kereta gw melihat di Loket terpampang peringatan “Harap Antri” tapi yang gw alami saat itu tidak adanya budaya Antri seperti yang di mau peringatan itu. Bahkan orang-orang yang gw lihat bergerumul dan main sodok menyodok untuk mendapatkan yang lebih awal.. Timbul pertanyaan dalam hati gw

“Bukannya Antri itu salah satu bagian dari Gerakan Disiplin Nasional..?”

Ironisnya masa seh orang yang di kasih otak sama Tuhan yang di gunakan untuk berfikir dan berbudaya kalah sama Bebek yang kalau mau kemana-mana bergerumul dengan barisan dan antrian yang cukup rapi..? aneh memang… cukup aneh memang… gw gak tau alasan orang-orang yang bergerumul dan main sodok menyodok itu apa.? Entah itu buru-buru atau ada keperluan yang mendesak.

Kita ambil dalam suasana kerja… setiap kantor pasti menetapkan jam masuk kantor, pasti deh ada beberapa orang yang sering telat telat terus, padahal setiap kantor memberikan kerenggangan 15 menit dari jam masuk kerja. Bahkan ini dijadikan suatu kebiasaan dan Mainan belaka yang kemudian dengan dilantunkan alasan-alasan yang gak jelas. Apakah itu namanya disipilin..? Disiplin memang..disiplin yang diselipin.

“Heeeiiiiii Hellooooow….. Apakabar Tulisan-tulisan yang terpampang di setiap jalan dan tempat-tempat ‘Budayakan Gerakan Disiplin Nasional’..?” jangan-jangan orang-rang yang sering bertindak seperti itu gak memenej hidupnya dengan menerapkan Disiplin…? Bukankah dalam kehidupan itu pasti ada Menejemen hidup dan Disiplin dalam hidup…?

Aneh memang Zaman sekarang ini, peraturan-peraturan yang seharusnya dipatuhi di abaikan saja bagaikan sampah yang siap buang. Sepertinya orang-orang jaman sekarang itu anti banget mematuhi peraturan-peraturan yang sudah di terapkan, padahal mematuhi peraturan termasuk salah satu menjalankan kedisiplinan. Dan lebih cocoknya untuk zaman sekarang itu “Peraturan dibuat untuk dilanggar bukannya dipatuhi”

Disiplin dalam hidup itu padahal penting buat kita untuk sukses dan maju kedepannya nanti. Disiplin waktu, disiplin tingkah laku, disiplin peraturan yang seharusnya kita jalani seolah-olah sudah tidak melekat lagi dalam diri kita termasuk gw. Yahhh…disiplin yang diselipin, tapi logikanya diselipin kemana..? ditaro biar disiplin jadi beranak dan jadi banyak..? Anda bisa jawab..?

Minggu, 07 Juni 2009

BALAS DENDAM



Entah mengapa, beberapa hari terakhir ini, Harjo senang sekali pergi kesawah melihat ikan-ikan yang ada dikolam 10x20 meter. Bukan kolamnya sendiri, tetapi kolam kakak iparnya. Sesekali Harjo memberi makan ikan-ikan yang berebut pelet atau rumput atau nasi basi itu seperti melihat orang-orang yang berebut sembako murah saja. Clap-clup-kecopak-pyok suara air kolam itu bila ikan-ikan sedang berebut makanan. Kalau dihitung-hitung, sudah sekitar sebulan ini kebiasaan itu di lakukan Harjo.

Seperti sore itu, sepulang kerja di pabrik harjo berangkangkat kekolam. Tidak lupa sebuah sabit dan setengah kilogram pellet dibawanya. Sampai di kolam Harjo menaburkan pellet itu dan terdengarlah suara clap-clup-kecopak-pyok. Ikan-ikan itu berebut pelet.

Sementara itu, tanpa Harjo sadari ada sekelompok ikan sedang membicarakannya. Ada Tombro, Nila, Gurame, dan lain-lain. Tombro, Nila dan Gurame tampak akur membicarakan Harjo, sedangkan yang lain lebih sebagai pendengar yang sekali ikut berebut pellet yang diberikan Harjo. “Kang Gurame, Kakang ada yang merasakan ada yang aneh tidak.?”
“Aneh bagaimana.?”

“Kenapa ya Kang, baru beberapa hari ini orang itu rutin memberikan makanan kepada kita.?” Gurame manggut-manggut dan seolah mengiyakan kata-kata Tombro.

“Dan bila kita perhatikan Kang, yang memberi kita makan itu dari kemarin si itu terus”. Sambil berkata begitu, Tombro menunjuk kearah Harjo.

“Iya..iya..Aku juga merasakan keanehan itu. Padahal kolam ini bukan milik orang itu”. Obrolan masih berlanjut “Jangan-jangan ada maksud tertentu, Nil”. Gurame juga mengutarakan yang dirasakannya.

“Waduh Kang, bagaiman kalau itu terjadi.?”

“Terjadi apa.?” Kata Gurame tenang.

“Kita tidak boleh berprasangka buruk dulu sebelum melakukan penyelidikan.” Kata Gurame lagi.

“Ah sudahlah, dari pada pusing-pusing mikirin yang belum jelas lebih baik kita ikut makan saja, Yuk”. Berkata begitu, Tombro langsung pergi ketengah-tengah keramaian ikan-ikan yang berebut pelet disusul Gurame dan Nila.

Pelet yang di bawa Harjo sudah habis. Harjo beranjak dari tempat duduknya disudut kolam lalu mengambil sabit yang ditaruh di Sepeda. Harjo kemudian mencari rumput di pematang sawah dekat kolam. Dapat rumput agak lumayan lalu dilemparkannya rumput itu ke kolam. Beberapa saat kemudian terdengan clap-clup-kecopak-kyok. Rumput-rumput itupun jadi santapan sore bagi ikan-ikan yang kelaparan itu.

Harjo kembali ketempat duduknya semula. Disudut kolam, dia memperhatikan lagi tingkah ikan-ikan yang berebut rumput itu. Langit di Ufuk barat sudah berubah jingga. Udara sore semakin dingin. Harjo bangkit dari duduknya, Mengambil sepeda lalu dikayuhnya sepeda itu. Harjo pulang, tak lama kemudian terdengar suara Adzan dari Masjid kampug Harjo.

Tampa sepengetahuan Harjo, Gurame Terombo dan Nila melakukan diskusi lagi.
“ Kang Gurame, aku koq masih penasaran dengan keanehan yang terjadi di negeri kita ini”. Tombro memulai pembicaraan.

“Maksudmu.?” Gurame menyahut

“Begini Kang, akhir-akhir ini sering ada laporan bahwa kerap kali ada kekacauan di negeri ini. Apakah tidak mungkin ada pihak-pihak yang ingin negara ini kacau.? Ada provokator, gitu.!” Tombro menjelaskan.

“Bagaimana, Nil.?” Gurame minta pendapatm kepada Nila.

“Menurut saya, Keresahan Kang Tombro ada benarnya. Tapi saya punya pemikiran begini, dia tidak disuruh siapa-siapa. Maksud saya, orang itu bekerja sendiri tanpa ada yang menyuruh.”. Gurame dan Tombro manggut-manggut

“Kang Tombro dan Kang Gurame tentu masih ingat kejadian tempo hari. Orang yang tadi memberi kita makan, datang tidak sendiri. Mereka memberi makan kepada kita pelet dan nasi basi lalu melemparkan sesuatu kekolam dan rakyat kita yang memakan barang dilempar itu. Apa yang terjadi ?” Nila terdiam. Tombro dan Gurame juga diam seolah mengingat sesuatu, Nila melanjutkan omongannya.

“Rakyat kita yang memakannya hilang, kejadian itu berulang beberapa kali. Mungkin ada 10 warga kita yang hilang. Setiap kali ada warga kita yang hilang, orang-orang itu tertawa gembira, Nah dari hal ini saya punya kesimpulan yang punya inisiatif untuk mengacaukan negara kita, bukan atas suruhan oknum warga kolam”. Nila Mengakhiri penjelasannya yang panjang itu. Lagi-lagi Gurame dan Trombo manggut-manggut

“Baik nanti malam kita bicarakan masalah ini bersama seluruh warga koalam, Nil… Nila sekarang saya tugaskan untuk mengundang perwakilan warga kolam. Tombro, tolong siapkan segala sesuatu untuk menyelenggarakan musyawarah istimewa..!”

“Siap-siap…!” jawab Nila dan Trombo hamper bersamaan. Mereka pergi meninggalkan Gurame untuk menjalankan tugas. Sementara Gurame masih duduk-duduk ditempatnya.

“Ha ha ha…! akhirnya semua berjalan sesuai dengan rencana. Tinggal 1 langkah lagi maka dendamku akan terbalaskan.”

^^^^
Malam semakin larut saat warga kolam berkumpul diruang pertemuan Negeri kolam. Setelah acara Protokoler, pembukaan dan sambutan-sambutan Gurame naik Podium. Dengan semangat membara membakar emosi warga kolam. Sesekali terdengar tepuk tangan dan Koor setuju.

“Warga kolam yang saya cintai, seperti yang sudah di katakan Nila tadi bahwa di Negeri ini sedang terjadi kemelut. Ada warga kolam yang hilang dan saudara-saudara tentu sudah tahu pelaku penculikan itu. Dia adalah orang yang sering memberi kita makan. Sekarang apa yang kan saudara-saudara lakukan terhadap orang itu.?”

“Balas dendam…..!” teriak beberapa ikan-kan yang sudah di suruh oleh Gurame untuk melakukan hal itu, lalu di ikuti oleh warga kolam yang lain yang sudah terbakar emosinya”.

“Tenang…tenang saudara-saudara….tenang..!
baiklah, jadi kita balas perbuatan orang itu”.

“Iya….setuju..setujuuu…”

“Baiklah kalau begitu tidak usah menunggu lama lagi. Besok malam kita laksanakan apa yang jadi keinginan kita buat orang itu tak berkutik. Setujuuu….?”

“Setujuuuuuuuu…..!”

“Baiklah saudara-saudaraku, karena semua setuju marilah kita akhiri pertemuan ini. Selamat jalan kepada saudara-saudara yang hendak pulang. Tapi ingat, jangan melakukan hal-hal yang mencurigakan. Oh….iya, tentang bagaimana kita melakukan rencana kita, besok saya beri tahu..selamat berjuang…!”

Gurame turun dari Podium dan di sambut “tepuk tangan”, dan pesertan pertemuan membubarkan diri. Gurame tidak langsung pulang, tapi menuju rumah Yuyu. Dan sesampainya dim rumah Yuyu

“Selamat malam Kang Yuyu. .!”

“Wah kamu Nil Guarame… Tumben, ada perlu apa sampai-sampai kau sendiri yang datang kesini..?”

“Langsung saja kang….begini, tentu Kang Yuyu sudah tahu kemelut yang terjadi di Negeri saya, kan..?”

“Hmmmm ya, lalu..?”

“Karena itulah saya mau minta tolong sama Kang Yuyu untuk dibuatkan lubang besar dibawah pematang kolam ini untuk menjebak orang-orang yang menculik warga saya..”

“Oooo begitu.? Baik, asala…?”

“Kalau masalah itu sih gampang, Kang” Sebelum Yuyu menyelesaikan kalimatnya, Gurame langsung menyahut karena sudah tahu yang dimaksudkan oleh Yuyu.

“Kapan saya mesti mulai.?”

“Lebih cepat akan lebih baik, karena rencana itu akan kami laksanakan besok malam”.

“Baik, saya akan langsung melaksanakannya”.

“Terima kasih Kang, kalau begitu aku pulang dulu nanti kalau sudah selesai, tolong kirim kabar..!”

“Baik, selamat jalan…!”

Sepeninggal Gurame, Yuyu langsung mengumpulkan warganya. Setelah diberi penjelasan, mereka langsung bekerja. Dalam waktu tidak lama semua pekerjaan selesai. Gurame menyambut gembira.

“Sampaikan ucapan terima kasihku pada Kang Yuyu dan ini sebagai tanda terima kasih saya”. Gurame memberikan sebuah amplop yang isinya sudah bias ditebak, uang.
“Baika saya akan sampaikan, permisi..!” Gurame mengumpulkan warganya untuk di beri penjelasan.

“Saudara-saudara, sesuai rencana yang sudah kita sepakati bersama kemarin, kita akan melaksanakan balas dendam, langsung saja.” Gurame memberi penjelasan teknis pelaksanaan balas dendam.

“Demikian saudara-saudara, ada pertanyaan..?”

“Tidaaaaak…!” jawab warga kolam serempak.

“Kalau begitu marilah kita tempati posisi masing-masing..!”
Warga kolam kemudian menyembar dan menempati posisi masing-masingseperti instruksi Gurame tadi.

^^^
Malam itu Harjo tidak bisa tidur dengan tenang. Dia teringat kejadian kemarin malam bahwa ikan-ikan dikolam samping kolam kakak ipar Harjo di curi orang. Sebentar-bentar Harjo bangun. Karena tidak tahan, Harjo benar-benar bangun dari tempat tidur dan bergegas pergi kekolam. Hanya diterangi lampu senter yang sudah 3 bulan batreinya tidak diganti, Harjo terus berjalan. Sesampainya di kolam Harjo mengarahkan senternya kearah kolam. Tak 1 pun ikan dilihatnya, Harjo panik. Dia bermaksud mencari tau dimana ikan-ikan itu. Tanpa disadari dia terus diamati oleh ikan-ikan yang bersembunyi. Arjo tambah panik. Karena paniknya tak tertahan lagi, dia mengitari kolam.

“Terus..ayo maju…!” batin ikan-ikan yang mengintai Harjo dari tempat persembunyiannya. Ketika sampai di atas kolam, kaki Harjo terperosok dan tercebur kedalam kolam, lalu…..

“Serbuuuu….!” Teriak Gurame mengomando warga kolam. Tubuh Harjo yang terapung di serang bertubi-tudi dari berbagai lini, sekujur tubuh harjo jadi santapan warga kolam. Dengan sekuat tenaga Harjo mencoba melawan. Tapi serangan warga kolam yang membuat perlawanan Harjo jadi tak berarti.

Pagi hari saat orang-orang pergi kesawah ada yang melihat sesuatu di kolam kakak ipar Harjo. Ketika didekati ternyata mayat. Ya, mayat Harjo yang semalam jadi santapan ikan-ikan yang membalas dendam kepada Harjo. Gemparlah kampong Harjo.

“Anakku, istirahatlah dengan tenang..! Ayah telah membalaskan dendam kamu “.
Gurame bersimpuh diatas pusara anaknya yang mati karena memakan umpan kail Harjo.





Bisa dilihat dan dikutip dari cerita diatas bahwa sanya orang tua bisa melakukan apa saja untuk kesenangan anaknya kelak, karena itu didasari oleh Kasih Sayang dan ikatan bathin yang kuat sang orang tua terhadap anaknya… Apalagi apabila seorang anak tersakiti ataupun teraniaya pasti sang orang tua tidak tinggal diam. Terima kasih..!

Rabu, 03 Juni 2009

Cita-cita yang...?

Masih inget jaman dulu waktu gw kecil... setiap anak-anak kecil dan temen-temen gw yang sebaya sama gw di tanya cita-citanya oleh orang tua, nenek, kakek, saudara, kakak....

"Kamu kalo sudah besar nanti mau jadi apa...?"
"Mau jadi Presiden dunk...kan enak bisa mimpin Negara, dihormati, berwibawa....!"
"Makanya Kamu belajar yang rajin biar pinter dan bisa menggapai cita-cita kamu kelak..!"

Pasti sebagian besar anak-anak kecil pada masa gw dulu menjawab pertanyaan seperti itu...

Tapi anehnya setelah gw beranjak dewasa dan gw meniru orang-orang dewasa dulu mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti itu anak-anak kecil sekarang menjawab aneh-aneh.. ada yang mau menjadi dokter lah, mau jadi pilot lah and Whatever... sampai gw tidak menemukan jawaban dari anak-anak kecil sekarang "ingin jadi Presiden"

Entah mengapa...? Mungkin anak-anak kecil sekarang tau kalo jadi presiden itu tidak gampang dan mereka juga tau kalo jaman sekarang itu Jadi pemimpin itu adalah kedok dari keserakahan...? Tapi apakah mereka mengerti dengan umur yang masih dibilang Bocah itu dan belum tau apa apa di dunia Politik sudah menemukan jawabannya..?

Memang sih ada benarnya juga kata-kata dari mereka... seharusnya jadi pemimpin itu benar-benar bertanggung jawab, mementingkan kepentingan rakyat dari pada mementingkan kepentingan pribadi..
Jadi sedikit ingat sama lirik lagu Group Band SLANK.. "Kalo aku jadi presiden akan ku robek-robek dan aku bakar.. supaya tak ada izin untuk membabat dan hutanku pun cukup lebat..."
kenapa saya inget lirik lagu itu..? soalnya banyak banget Masalah-masalah di Hutan kita yang tadinya hijau, lebat kini sudah tidak perawan lagi akibat Pemimpin-pemimpin kita yang serakah dan seenaknya saja menandatangani penembangan hutan yang hasilnnya sebagian masuk kantong pribadi tanpa berfikir resikonya... padahal berapa banyak banget orang-orang yang di rugikan nanti..!

Selasa, 02 Juni 2009

Kisah Seorang Perawat

Aku seorang Perawat
Kerja aku Merawat
Aku punya Jerawat
Tumbuhnya ditengah2 Jidat
Waktu aku Merawat
Itu jerawat
Kesangkut Kawat
Sakitnya bukan keparat
Padahal sudah aku kasih obat
Biar sakitnya jadi Lewat
Tapi tetep aja sakitnya jadi Madat
Dasar jerawat
Kurangw di Rawat
Bangsaaaaatt..!
Keparaaaaatt..!

Sahabat..!

Entah mengapa sedikit teringat sama lyric lagu Group Band ngetop PETERPAN

"Ingatkan ku semua wahai sahabat,kita bagai cerita wahai sahabat"

Sahabat bagaikan bintang,walau ia tampak kecil ttpi ia mampu menyinari dikegelapan walaupun sdikit trlihat..

Suka,duka,cita,cerita,kumpul adalah sbagian kecil dari persahabatan..
Dulu Kumpul&bekerja sama pada suatu naungan membuat kami bahagia,canda,tawa,cerita2 apa yg dihati kami rasakan dlm hal penat bekerja.tapi kini yg ku rasakan hilang,pupus sudah,terpecah belah dimakan waktu&masa cuma hanya sdikit kecemburuan para atasan..trkadang ingin ku berteriak..kembalikan..kembalikan semua itu..ttpi smua itu tdk mungkin karna ketidak berdayaan kami smua utk gapai suasana itu lagi..ku coba menghubungi mrk2 utk brtemu&kmpul kmbali walau hanya sesaat..ttpi kini mereka dimakan ego nya masing dgn alasan inilah itulah&whatever..plis coba donk sedikit flashback,berkataku dlm hati...
Entah bagaimana caranya utk buat mereka sadar&ingat masa2 itu?Ya Tuhan terimakasih ku panjatkan kepadaMu,engkau masih memberikan kerinduan2 pd masa itu walau sdikit susah..solusi demi solusi ku jalani walau ku harus bnyak berkorban .."but PRaise be to Allah" akhirnya mrk sadar jg sdikit demi sedikit mrk mau mengulang kembali walau tdk smua sahabatku bisa..betapa girang,senangnya hati ini stelah skian lama tdk jumpa melihat wajah2 mereka yg beraneka ragam karakternya..ku berkata kpd mereka&berharap mudah2n
kalian tdk melupakanya...


Smoga bisa dibaca oleh org2 yg msh ingt kpdku..


Taken from the story in SCTV...thx god

Subuh2 Jadi Inget

Gunung sindur, May 18th 2009 => 04.05am


Tadi subuh pas mau brangkat kerja gw nyetop 1 angkot...berhubung suasana masih gelap gw seh santai aje sambil buka2 FB dari HP di dalam angkot, coz didalam angkot memang cuma gw aje sendiri. Mendekati tujuan gw bertanya sama Supir angkotnya "Bang, sekarang Mangnya udah jam berapa...? si Abang supir menjawab kepalanya tanpa menoleh kebelakang"jam 4 lewat 10, emangnya kenapa?..." gw bilang aja "iya nih bang lagi buru2 ngejar kereta takut ketinggalan...! sempat terdiam gw beberapa saat sambil mengutak-ngatik Time di HP gw yang ngaco..!

Pas sampe tempat tujuan gw bilang ke si Abang supir "Bang Stop depan..kiri..kiri...!" kemudian gw turun dan memberikan ongkos tarifnya dengan uang Rp 5000,- pas si Abang mau memberikan kembaliannya sambil memperhatikan wajah gw dengan face yang tercengang-cengang...kemud
ian dia bertanya sama gw "kamu itu anaknya Bpk MUNTHE ya..?"
langsung dengan spontan gw jawab "iya bang...ko Abang kenal sama Bapak saya..?
dengan santai dia bilang.."Kamu itu BEBEN kan anaknya Bapak MUNTHE ? waktu kamu masih SMP kelas 2 kamu pernah saya Tabarak pake Mobil ini...dan kamu sempat dilarikan ke beberapa Rumah sakit tapi tidak menerima kamu, karena tidak lengkapnya peralatan Medis untuk merawat Cidera patah tulang kaki kamu yang cukup serius.....dan akhirnya kamu di larikan ke RS FATMAWATI dan sempat di rawat selama 1 bulan, kamu inga kan...?"

Tercengang dan gw akhirnya bener2 Bengong sambil berfikir dan berkata dalam Hati "Apa iya ini orangnya yang pernah Nabrak gw dulu..? tapi kok dia masih inget ya sama gw...? scara dulu kan Face gw masih Imut, Luchu&ngegemesin ( Narsis diKit boleh kan..? ) dan pasti masih mengalami perubahan.
lama berdiam diri sambil berdiri di samping kiri pintu mobil akhirnya gw berhasil mengingat pada masa2 itu..."Iya bang saya Ingat, kalo ga salah Abang ini Namanya Bapak YUNUS ya..?"
"iya..iya..iya seraya keluar kata2 itu dari mulutnya...

Dengan kurang lebih 10 Menit perbincangan gw mo mengakhirinya dan akhirnya si Abang tidak mau menerima uang ongkos dari gw dan memberikan secara gratis secara paksa...( hiikssz...lumayan buat tambah2 beli rokok...! )
Dan akhirnya gw pamit dan menghanturkan Terima kasih ke pada si Abang supir (Bpk YUnus).
"Pak, maaf yah...sebenarnya saya pengen ngobrol sama bapak tapi saya mau berangkat kerja dan ngejar waktu...sebelumnya terima kasih banget nih...!"
Iyaa..iyaa...hati-hati ya..salam aja dari saya ke Bapak kamu "
Oke bang nanti saya bilangin....

Setelah pamit gw berjalan ke Arah depan terminal untuk nyambung naik angkot lagi ( Maklum Rute gw Putus Nyambung Putus NYambung kaya lagu "BBB"..) kali ini tujuan gw ke Depok. Sambil senyum2 yang ga jelas di jalan dalam Hati gw bilang "Ternyata lucu juga ya kalo diingat2 masa itu..?"

Ingin memberikan sedikit petikan dari tulisan ini "Aneh ko aneh...? masih ada jaman sekarang orang yang mau mengaku salah dan mengingatkan kepada si korban kalau dia itu bener2 berbuat dan salah...padahal banyak banget/hampir semua orang2 itu Lempar batu sembunyi tangan dan tidak mau mengakui suatu kesalahan yang di perbuat...! Perlu di ingat..Orang yang Mulia itu adalah Orang yang benar2 Mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf walaupun hanya sedikit kesalahan yang ia perbuat..! amiiin,



Bravo Bpk. YUnus...Succes 4 U..! Thx

Believe Or Not…?

Sedikit orang masih memakainya dan sedikit orang pula masih mempercayainya.. Ingat tidak dengan larangan-larangan dari orang tua kita.? sebagai contoh yang sedikit trend “Tidak Boleh Duduk di Depan Pintu, itu akan mengakibatkan Jauh Jodoh..” Kalau di pikir secara logika “Memangnya jodoh itu datang atau tidaknya gara-gara duduk di depan pintu..?” Padahal kebenaranya kalau kita duduk di depan pintu itu menghalangi orang keluar masuk rumah dan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan masalah perjodohan. Kita punya ALLAH SWT yang menentukan jodoh manusia. Padahal orang tua itu beranggapan tidak sopan & tidak pantas, Cuma mereka mensiasatinya dengan solusi seperti itu dan berbeda-beda, supaya si anak kelak akan mempunyai sopan santun.

Satu contoh lagi yang sudah terbiasa kita dengar di kehidupan sehari-hari. “Tidak boleh menggunting kuku pada waktu malam hari..” katanya itu akan mengakibatkan “Ditinggal Mati / Meninggal Orang Tua…” coba deh pikir lagi dengan logika, “Memangnya kematian seseorang itu di akibatkan gara-gara gunting kuku malam hari..?” padahal kalau kita telusuri lagi pemikiran secara lebih dalam lagi zaman dulu itu kan belum ada listrik dan lampu, jadi suasana malam hari itu terlihat remang-remang, jadi “Kalau kita menggunting kuku malam hari itu tidak terlihat jelas takutnya pada saat kita menggunting kuku kulit yang didekat kuku ( Ares-aresan ) akan ikut tergunting dan mengakibatkan luka, Cuma orang tua mensiasatinya dengan solusi seperti itu kepada anak-anaknya…Ingat kalau kita itu punya ALLAH SWT, Yang Maha Tahu, dia yang menentukan hidup mati seseorang dan sekali lagi saya bilang “Itu tidak ada sangkut pautnya dengan hal-hal seperti itu”

Belum lama ini saya mendengar perbincangan seorang Ibu kepada anaknya yang berumur 5 tahun yang juga tetanggan saya pada jam 07.30 malam. Sebut saja si anak itu bernama Rina.

“Rin…Rina….. kamu jangan getak getok gegendangan kaya gitu…” teriak si Ibu kepada anaknya.. Rina dan temannya pun terdiam dan menampakan face ketidak senangan kepada Ibunya karena suatu larangan yang di lontarkan, secara dia lagi asyik bermain musik-musikan dengan temannya. Kemudian Rina balik bertanya kepada ibunya..
“Bu..memangnya kenapa sih ga boleh getak getok gegendangan kaya gini..?” sang Ibu sempat terdiam beberapa saat dan kemudian menjawab “Rina..sini sayang dengarkan Ibu…apa yang Rina lakukan itu tidak baik, tau ga kenapa..?” sekali lagi Rina melontarkan pertanyaan yang sama “Memangnya kenapa sih bu..?” sang Ibu menjawab dengan santai dengan alunan nada kata-kata yang sedikit menyeramkan.. “Itu ga bagus Rin..itu sama saja kamu mengundang SETAN TEK TEK untuk datang kerumah kita dan akan membawa kamu pergi… kamu mau rumah kita ada setannya..?”
“Iiihhhhh…serem Bu…takut ah..enggak ahh…!” Terbesit kata-kata itu dari bibir mugil Rina.
Si Ibu pun menasehatinya kembali “Nah..makanya jangan diulangi lagi ya…”

Kesimpulan perbincangan diatas adalah “Kenapa tidak boleh getak getok gegendangan pada malam hari..?” padahal kebenarannya adalah kalau kita melakukan hal seperti itu akan mengganggu ketenangan para tetangga atau orang-orang disekelilingnya, satu kali lagi kita pikir pakai logika “karena getak getok gegendangan akan menghasilkan suara yang mungkin akan mengganggu. cuma para Orang tua mensiasatinya dengan cara itu” Maksud dari para orang tua itu baik karena mereka ingin semua anaknya punya tata karna dan sopan santun yang layak. Semua kembali ke diri orang masing-masing mau percaya atau tidak tentang hal-hal seperti itu tergantung dari pemikiran mereka.. Tapi ingat…kita itu manusia yang di anugrahi oleh ALLAH SWT sepasang Otak untuk berfikir, jadi kita ditekan dan mengetahui mana yang baik dan mana yang salah, apalagi kita juga di anugrahi perasaan yang cukup kuat.

“Perlu di tekankan Kalo ALLAH SWT itu adalah Maha Tau, Maha Melihat, Maha Mendengar…jadi segala hal tentang manusia Dia yang menentukan. Jodoh, Maut, Rejeki hanya Dia yang menetukan dan manusia hanya menjalankan saja. Jangan terpaku oleh hal-hal sepele seperti itu, karena itu akan sedikit merugikan kita…”

Dari ketiga contoh hal-hal sepele diatas yang biasa saya dengar saja mungkin di setiap daerah berbeda-beda versi tapi tujuan dan maksud sama. Saya berharap catatan di atas bisa membuat orang-orang atau pembaca berfikir untuk jauh lebih kedepan. Amin..!

All About "IT"

Sukanya kopi pahit..

Tapi pelit..

sama temen2 medit..

pas diminta traktir blgnya lg pailit..

Kelakuanya narsis& genit..

Hidupnya rakus sm duit..

baginya duit hrs ada stiap menit..

Makanya keinginanya selangit..

Blanja Kemana2 pake kartu kredit..

Beli barang2 yg bonafit

Ga sadar klo bokapnya yg elite..

Skarang hidupnya sempit..

Teman2nya menjauhi&lari trbirit2..

Ngeliat gayanya yg over limit

Dasar lo bandit..

ihh Amit-amit...

Anjriiiiiiiit.
!

Merah Putih yg Malang.!

Seandainya Bung Karno & Ibu Fatmawati masih ada mungkin mereka akan sedih & pasti akan menitikan air mata.. Bagaimana tidak.? sang merah putih kini tidak segagah dulu lagi. Merah yang awalnya melambangkan semangat & berani kini menjadi lambang pertumpahan darah akibat terlalu over untuk bersemangat dengan melalui Tuntutan, demo2 dimana2. Putih yg awalnya melambangkan kesucian kini tidak lagi.. & sudah di nodai oleh noktah2 keserakahan, kesewenang2n para pejabat & petinggi2 pemerintahan maupun militer.

Yang membuat Lebih sedihnya lagi saya melihat kantor2 pemerintahan tidak memasang merah putih ditiang depan kantor tersebut. Bayangkan berapa kantor pemerintahan yg saya lihat hari ini pada saat saya berangkat kerja dimana rute saya Bogor-Depok-Jakarta-karawa
ng..

Sungguh ironis memang kantor2 yg diluar pemerintahan/swasta&asing saja memasang merah putih dgn tegaknya .. Mungkin sang merah putih dihormati & serentak dipasang pada saat mau memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus saja oleh rakyatnya. Itu tandanya sang merah putih dihormati 1 tahun sekali donk.?

Kalo ada pertanyaan "mungkin saja pada saat itu mereka lupa memasangnya.?" sungguh tidak masuk akal,sedangkan logikanya saja pegawai2 didalam kantor pemerintahan tersebut itu tidak hanya 1 org masa sih mereka lupa semua.? "mungkin benderanya lagi dicuci..?" itu lebih sangat tidak masuk akal lagi.. Logikanya pasti ada donk cadangan bendera untuk dipasang.?

Sebenarnya maunya & alasan apa sih orang2 yang ada didalam kantor pemerintahan itu.? Malu..gengsi..malas.? Whatever lah.. Saya hanya menuangkan apa yang saya lihat saat ini lewat tulisan & selebihnya kembali ke diri mereka masing2. Berharap jadi panutan setelah membaca tulisan ini.